Pembuatan Vaksin Zika Makan Waktu 3-5 Tahun

Blogger Matoh - Jakarta - Para peneliti menyebutkan pengembangan vaksin untuk virus Zika bisa memakan waktu hingga lima tahun. Virus ini diduga menyebabkan kerusakan otak pada bayi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kemungkinan virus ini akan menyebar ke semua negara di Amerika, kecuali Kanada dan Chile. Virus Zika mengikuti epidemi Ebola di Afrika Barat yang terungkap ketika otoritas kesehatan lengah.

"Kita tidak punya obat, dan kami tidak punya vaksin. Ini adalah kasus deja vu seperti Ebola," kata Trudie Lang, seorang profesor kesehatan di Universitas Oxford, kepada Reuters. "Ini benar-benar penting untuk mengembangkan vaksin secepat mungkin."

Investasi produsen obat besar untuk vaksin penyakit tropis dengan prospek komersial dikhawatirkan berjalan setengah-setengah. Hal ini tidak berbanding ketika laju wabah telah menunjukkan seberapa cepat penyakit dapat muncul sebagai ancaman global.

"Kita perlu rencana yang membuat setiap perusahaan merasa ada solusi berkelanjutan dan tidak hanya kesepakatan satu per satu," kata Francis Collins, Direktur US National Institutes of Health, pekan lalu.

The Butantan Institute yang berbasis di Sao Paulo saat ini memimpin penelitian untuk pembuatan vaksin Zika. Otoritas Butantan mengatakan pihaknya berencana mengembangkan vaksin dalam waktu singkat meskipun ini mungkin memakan waktu tiga sampai lima tahun.

Produsen obat Inggris GlaxoSmithKline juga menyatakan kepada Reuters Senin lalu bahwa mereka sedang mempelajari kelayakan menggunakan teknologi vaksin pada Zika ketika produsen obat Prancis, Sanofi, mengatakan sedang meninjau kemungkinannya.

Kementerian Kesehatan Brasil pada November lalu mengumumkan bahwa mereka menduga ada hubungan antara nyamuk Zika dan deformasi janin. Ini dikenal sebagai microcephaly, bayi dilahirkan dengan otak yang lebih kecil dari biasanya. Brasil telah melaporkan 3.893 kasus dugaan microcephaly. WHO mengatakan Jumat lalu kasus ini 30 kali lebih banyak dari yang telah dilaporkan setiap tahun sejak 2010.

Wabah ini mendorong El Salvador, Ekuador, dan Kolombia untuk memperingatkan perempuan untuk menunda kehamilan. “Penyebaran yang cepat sejak Mei 2015 disebabkan oleh kurangnya kekebalan antara penduduk dan prevalensi nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus,” kata WHO.

Tweet